<p style="text-align:justify; margin:0cm 0cm 8pt"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:107%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><b><span style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:107%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">DALUNG (01/04/2024)</span></span></span></b><span style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:107%"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""> - Upacara Melasti Krama Desa Adat Dalung di Segara Perancak, Br. Berawa Tibubeneng pada Jumat (08/03). Pada upacara Melasti ini diikuti oleh seluruh krama Desa Adat Dalung, Bendesa Adat Dalung, Kelian Banjar Adat se-Desa Adat Dalung., Pemangku lan kesinoman Pura Desa Puseh, Dalem, beserta Pura Sanak Putra yang berada di Desa Adat Dalung. Dalam pelaksanaan upacara Melasti ini juga diatensi oleh Pecalang Sakral dan Satuan Pengaman lainnya yang turut dalam iring-iringan melasti menuju Segara Perancak.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="text-align:justify; margin:0cm 0cm 8pt"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:107%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="FI" style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:107%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Melasti adalah upacara ritual yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali. Upacara Melasti dilakukan sebagai bagian dari persiapan menyambut Hari Raya Nyepi, yang merupakan hari raya umat Hindu yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Di Desa Adat Dalung, Melasti dilakukan dua hari sebelum hari Pengrupukan. Sehari sebelum melasti, para pemangku dan kesinoman Pura Desa lan Puseh, Pura Dalem, dan Pura Sanak Putra akan mempersiapkan dan menghias Joli/Jempana sebagai tempat pelawatan Ida Bhatara yang ada di setiap pura. Setelah prosesi ngias/menghias selesai maka pelawatan ataupun pratima masing-masing pura akan diiring menuju Bale Panjang atau Bale Agung yang ada di Pura Desa untuk berkumpul sebelum besok harinya dilaksanakan Upacara Melasti. </span></span></span></span></span></span></p> <p style="text-align:justify; margin:0cm 0cm 8pt"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:107%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="FI" style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:107%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Pada pukul 06.00 Wita di hari Melasti para Pemangku dan juga kesinoman pura akan berkumpul untuk mundut Ida Bhatara naik ke Joli/Jempana sebelum nantinya diiring menuju Segara/Pantai Perancak. Selama iring"an menuju segara, para kesinoman istri akan mekidung dan kesinoman lanang atau pemuda akan megambel sampai tiba di pantai. Prosesi melasti diisi dengan persembahyangan bersama, nunas tirta segara, serta pecaruan/mecaru, dan baru lah pelawatan Ida Bhatara Sami diiring kembali ke Bale Panjang/Bale Agung Pura Desa.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="text-align:justify; margin:0cm 0cm 8pt"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:107%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="FI" style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:107%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Prosesi Melasti disebut sebagai nganyudang malaning gumi ngamet tirta amertha yang berarti menghanyutkan atau membuang segala kotoran alam menggunakan air suci (tirta segara). Kotoran yang dimaksud adalah segala kotoran (dosa), baik dalam diri manusia (bhuana alit) maupun yang ada di dunia (bhuana agung). Bersumber dari Lontar Sunarigama dan Sanghyang Aji Swamandala yang dirumuskan dalam bahasa Jawa Kuno menyebutkan: "Melasti ngarania ngiring prewatek dewata angayutaken laraning jagat, papa klesa, letuhing bhuwana" Yang artinya Melasti adalah meningkatkan Sraddha dan Bhakti pada para Dewata manifestasi Tuhan Yang Maha Esa untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa dan mencegah kerusakan alam. </span></span></span></span></span></span></p> <p style="text-align:justify; margin:0cm 0cm 8pt"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:107%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><span lang="FI" style="font-size:10.0pt"><span style="line-height:107%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Diwawancarai salah Satu Krama Desa Adat Dalung dari Banjar Untal-Untal Agung Alit mengatakan Upacara Melasti merupakan momen yang sangat berarti bagi masyarakat Bali, karena selain menyucikan diri, juga menghubungkan mereka dengan alam dan spiritualitas. Setelah sempat terhentikan oleh Pandemi Covid-19 yang sekarang bisa dikatakan sejarah bagi kita semua, apalagi tahun 2024 kali ini Upacara Melasti berbarengan dengan Hari Raya Penampahan Kuningan. Sangat banyak tantangan dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1946 kali ini karena berbarengan dengan Hari Raya Galungan dan Kuningan, tetapi saya sebagai umat Hindu masih bersemangat dan antusias dalam menjalaninya. <b><i>”Upacara melasti ini bentuk cara kita menghanyutkan kotoran alam dengan menggunakan air kehidupan di Tirta Amerta. Dengan demikian, kita berharap dapat memulai Hari Raya Nyepi dengan bersih dan suci,” Katanya.</i></b></span></span></span></span></span></span></p> <p style="text-align:justify; margin:0cm 0cm 8pt"> </p> <p style="margin:0cm 0cm 8pt"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:107%"><span style="font-family:Calibri,sans-serif"><b><span style="font-size:10.0pt"><span style="background:white"><span style="line-height:107%"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""><span style="color:black">(KIMDLG-002).</span></span></span></span></span></b></span></span></span></p> <p> </p>
Memargi Antar, Prosesi Upacara Melasti Desa Adat Dalung di Pantai Segara Perancak
01 Apr 2024